Bagaimana mungkin orang beriman merasa diuji sementara Allahu Ta'ala dan Rasul ada dalam hatinya?

Suatu ketika Syaikh Fudhail rah.a keluar rumah dengan wajah sumringah penuh gembira.

Satu orang yang dikehendaki Allah bertanya.

"Wahai Syaikh, kenapa engkau hari ini terlihat begitu gembira? Keadaan seperti ini belum pernah kami lihat sebelumnya. Apakah gerangan yang membuat engkau begitu gembira?"

"Tamu agung yang mulia telah berkunjung ke rumah ku. Itulah yang menyebabkan ku merasa gembira."

"Kalau kami boleh tau, siapa tamu agung yang engkau maksud?"

"Tamu ku adalah tamu para nabi, tama pada siddiqin, tamu para syuhada' dan tamu pada solihin. Aku tidak tahu bagaimana cara bersyukur kepada Allahu Ta'ala kenapa aku diberi tamu istimewa ini. Dan aku bingung memikirikan atas amal baik yang mana sampai-sampai tamu agung itu berkunjung ke rumah ku."

"Wahai Syaikh, siapakah gerangan tamu engkau yang mulia itu?"

"Allah membiarkan ku dengan rasa lapar dalam gelap malam tanpa cahaya. Sungguh ini merupakan tamu para nabi dan orang-orang pilihan. Aku malu, kenapa Allah berikan aku kemulian yang luar biasa ini."
__
Terlepas dari benar dan tidaknya kisah ini, hanya Allahu Ta'ala yang Maha Mengetahui.

Post a Comment